Sabtu, 19 Januari 2008
KELOK JALAN
semoga masih ada perjumpaan di lain kota, buat sunlie thomas alexander malam itu, malam kedua pertemuan kita di sebuah kota yang paling menyesakkan tibatiba kau memaksakan sebuah pelukan kau paksakan sebuah rengkuhan “ah, pelukan yang tak romantis” ujarku mau seperti apa, begitu tanyamu tapi aku tak mau lagi mengukir kenangan di kota ini malam itu, ketika kelam hampir abadi kita susuri trotoar demi trotoar di malam penuh bulan ketika tubuh lelahku bersandar di sebuah tugu kau masih sempat membisikkan “kau tetap gadis bungaku”aku hanya tersenyum dan memberikan segelas kopi manis yang hampir dingin “minumlah, aku tak kuat lagi” malam itu, kita temui pagi bersama dua puisi kau melantunkan bait bait dengan mata menghadap langit sementara asap gerbong kereta terpaut pada cerita yang tak habis diumbar tentang sesuatu yang kau rindukan kita pun berpisah di pertigaan sawo jajar kau melaju kencang menerobos pagi yang hampir buta “aku tak mau mengukir kenangan di kota ini” bisikku pada kelok jalanan yang menelanmu SudutBumi, 2007 Label: Dian Hartati |
posted by danaupuisi at 14.18
