Sabtu, 26 Januari 2008
ANAK JALANAN
perempatan jalan itulah rumahku kucari sisa makanan di jalanan klakson kendaraan jadi musik klasik di hatiku yang keras seperti batu Tuhan! kupunya ilusi yang dingin seperti malam lambang dari semua kesialan dan penindasan tersirat di wajah hidupku yang hitam kelam kau tak kan pernah merasakannya kerna ortumu orkay yang garing banget kau punya pisi berpentium empat, online 24jam kau punya bediende dan kacung yang suka menjilat kau punya semuanya, kaw bisa membelinya ortumu punya ilmu siluman yang canggih hingga bisa membayar segala yang bisa kalian beli sementara kami hanya angka statistik kemiskinan di atas kertas kami cuma djadikan alat yang sangat strategis! buat mengemis sepicis demi sepicis, ironis! bukankah negeri kami kaya akan hasil alam? yang kalian jual obral abis-abisan! yang tersisa hanya hutang dan korupsi disegala bidang dangkal sekali logika bangsaku ini dijualnya harga dirinya seakan kita ini telah bermetafora melakoni peranan pelacur yang sudah gila! yang bersedia menjilat pantat para penguasa dunia mafiadunia yang dipuja para pemimpin kita tak akan membiarkan kita berdirikari dibikinnya kita selalu tergantung pada aturannya mafiadunia jika kita berani keluar dari garis dobel-moral kapitalisme mereka akan ngamuk dan menghajar sang pembangkang kerna mereka selalu ingin punya sapi perahan yang bodohtololbegokatro jangan lupa jek! mereka punya pengalaman sebagai juragan budak, percayalah! jangan kau kira mereka akan menganggapmu sama-sederajat jangan mimpi maypren! hidup ini ada yang dikuasai dan ada yang menguasai ada yang menindas dan ada yang tertindas, oya? yang aku tau adalah lapar haus akan belaian kasih sayang tapi yang kupunya hanya kerasnya aspal jalanan rumahku, di masa lalu dan di masa depan kenyataan, hari ini adalah kenyataan kemelaratan yang sudah jadi kebudayaan.. . amsterdam, gerhanabulan, awal november 2003 Label: Heri Latief |
posted by danaupuisi at 23.21

mantap...