Kompas

Jawa Pos

Media Indonesia

Koran Tempo

Republika



Gatra

Femina

Matabaca

Noor

Annida





Jumat, 28 Maret 2008
Setelah Tergadainya Peta Tercinta
Berdekad lamanya - kita meminta dan bertanya
dengan susila harga diri tentang sebuah cinta insan
mereka taburkan janji bagai beneh-beneh harapan
pada bumi kita yang tidak lagi segar subur berbaja

kata mereka ¡V nanti itu pasti ¡V mereka mengerti nasib kita
kata kita ¡V sabar itu kian jauh meninggalkan kita semua
di heret angin tengkujuh ¡V ditimbun dedaun yang luruh
namun tiada bezanya dulu dan kini nasib kita tak berubah

setelah sekian lama janji memperkosa minda warga kita
terasa tergugat perkasa perjuangan kita selama ini kita sua
sesekali dengus suara mencemuh ¡V mengeluh pada yang angkuh
pabila menatap ¡V meratap ¡V mengharap esok bakal kita tempuh

terbetik dihati kecil warga kita yang tak punya jerit hanuman
untuk memberagus muncung suara itu dari terus berpuisi janji
pabila suara itu berulangkali berkata dengan roh tanpa keikhlasan
jika pungguk setia menanti ¡V kenapa kita tak sudi mendengar janji

jika hari ini telah tergadainya peta tercinta
tak mungkin merubah nasib kita seperti sedia kala
jika segelintir kita masih bersikap tak kisah itu semua
ini bermakna kita tidak lagi mengangkat kemuliaan diri kita

katakanlah wahai orang-orang tercinta dengan penuh waras
kita tidak sanggup lagi mendengar janji mengharap budi
kerana perjuangan kita tidak mengharap segunung emas
kerana kita sedar perjalanan kita orak ini perlu ada destinasi

teman ¡V mari kita mengupas kulit diri dan rangka jiwa
melihat sejauh manakah kebenaran yang kita minta
sebanyak manakah kemahuan yang ada dalam diri kita
untuk kita menebus kembali kehidupan yang sempurna


Pos Malaysia
November 2004

Label: