Kompas

Jawa Pos

Media Indonesia

Koran Tempo

Republika



Gatra

Femina

Matabaca

Noor

Annida





Kamis, 14 Februari 2008
Di Teras Depan

Lalu aku hanya terduduk di teras depan
memandangi jalan basah oleh hujan
yang sebentar datang, sebentar pergi
Gitar kayu usang terdengar lirih
di antara riuh bocah bermain becek,
aku tak keberatan berbagi riuh dengan mereka

Di teras depan ku pandangi langit
yang seolah seperti samudera,
hujan yang turun sesekali deras
melembabkan tembok yang penuh
dengan tempelan gambar parpol dan iklan,
itu pun juga tinggal setengah,
setengahnya lagi jadi bungkus kacang rebus, mungkin...

Di teras depan ku lihat hujan yang turun sesekali deras,
melunturkan warna merah putih
dari bendera plastik sisa tujuh belasan,
juga layang-layang yang tersangkut di kawat-kawat listrik,
kadang yang tersisa hanya arkunya saja...

Di teras depan ku rasakan dingin angin
dari hujan yang turun sesekali deras,
merasakan berbagi riuh dengan bocah-bocah
yang bermain di bawah hujan yang sesekali deras...

Jakarta, 14 Februari 2008
Dwi Rastafara
http://petak-tujuh.blogspot.com

Label: